Hidup Baru, adalah hal yang selalu dituntut dalam kehidupan perjalan rohani seseorang.
Puji
Tuhan, jika suatu hari ada seseorang yang mengaku dengan segenap hati,
mengucapkan, dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Juru selamatnya secara
pribadi.
Tapi konteks lahir baru bukanlah sekedar itu.
Lahir baru bukanlah sekedar ketika kita menangis di Ibadah KKR dan menyesali segala perbuatan kita.
Lahir baru bukanlah sekedar ketika kita maju ke depan altar mengakui segala keberdosaan kita.
Ya, memang itu adalah BAGIAN dari hidup baru.
Namun bisa dikatakan itu hanyalah tahapan awal dari serangkaian jalan salib yang harus ditempuh.
Tuhan tidak menjanjikan ketika kita ikut bersamaNya bahwa jalanan yang akan kita arungi adalah mulus, licin..
Perjalanan yang terjadi setelah pulang dari KKR adalah wujud proses hidup baru yang sesungguhnya.
Apakah
ketika kita pulang, kita bisa menyapa ramah orang tua kita? Bersikap
sabar terhadap mereka, sekalipun mereka sering memarahi kita?
Apakah ketika kita pulang, kita masih sama seperti sosok kita yang sebelum masuk ke gedung untuk mengikuti KKR?
Ternyata hidup baru bukanlah sebatas ketika kita menangis di depan altar.
Ternyata hidup baru itu adalah tentang kesetiaan dan komitmen.
Kesetiaan tetap memegang teguh firman itu yang adalah DIA, dalam setiap kejadian hidup kita.
Komitmen untuk terus berjalan pikul salib bersama dia.
Segala dalam kehidupan ini adalah proses.
Tak ada satupun yang dapat bermegah dengan kehidupan rohaninya.
Karena hidup masih terus berjalan, dan manusia terus berproses, dan terus berubah.
Ada dua perubahan, berubah lebih baik atau berubah lebih buruk.
Maka sebenarnya tidak ada manusia yang boleh sombong dan bermegah dengan kehidupan rohaninya --
untuk DETIK INI.
Kita masih punya detik berikutnya, yang tidak kita ketahui akan terjadi apa disana.
Apakah di detik selanjutnya itu , kita masih setia? apakah di detik selanjutnya itu kita masih komitmen?
Ya,
semua manusia telah jatuh dalam dosa. Dan seperti yang sudah kita
ketahui bersama bahwa tidak ada yang dinamakan dosa besar-dan dosa
kecil.
Mengikut perintah Tuhan, berarti harus patuh pada STANDAR TUHAN yang sangat tinggi.
Maka kita harus berhati-hati dalam hal dosa kesombongan rohani.
Jangan
mengira bahwa kita yang sudah pernah berjalan ke depan altar, dan
mengaku, maka kita sudah lebih baik dari pada mereka yang baru detik ini
maju ke depan altar.
Jadi, hidup baru itu adalah sebuah PROSES. Bukan tentang SATU HARI/SATU MALAM saja.
Proses dimana Tuhan melihat kita, menyelidiki kita, membentuk kita,
Sehingga dalam proses itu kita tetap SETIA dan KOMITMEN, sehingga pada kesudahannya, DIA mendapati kita Tetap Setia..
Biarlah kehidupan kita terus diperbaharui,
dan memiliki hati sebagai Hamba, yang mau terus diperbaharui, dan tidak bersandar kepada pengertian sendiri.
Kiranya
hikmat Tuhan yang menolong, dan biarlah Tuhan sendiri yang menilai dan
menyelidiki apakah kehidupan kita sudah berkenan kepadaNya?
dan apakah hati kita sudah sungguh mengasihiNya?