Seorang sahabat saya mengaku merindukan tulisan dari saya.
Dan..
saya dedikasikan tulisan ini buat dia.
Rasanya baru kemarin tiup-tiup terompet
Tapi sekarang sudah beranjak mendekati bulan ke empat.
Jika saya throw back ke belakang,
melihat betapa waktu cepat berlalu..
kadang saya merasa bahwa memang hidup ini singkat.
Ada dua pertanyaan yang timbul,
saya yang melewati waktu,
ataukah waktu yang melewati saya?
Masing teringat jelas di bayangan saya, bagaimana saya melewati pertengahan tahun 2014 yang begitu berat--Hampir seorang diri.
Hal-hal yang saya anggap sebagai cobaan datang bertubi-tubi.
Tapi kemudian sekarang... kadang saya bertanya-tanya sendiri. "Mengapa dulu saya bisa sekuat itu melaluinya?"
Entahlah.
Kalau harus mengingatnya lagi saya akan berpikir bahwa itu seperti mimpi buruk di pagi hari yang ketika kau sadari adalah sebuah kenyataan yang harus kau jalani.
Perasaan-perasaan yang membuat sakit hingga ke tulang-tulang.
Menekan dada tiap mengingatnya
Bahkan meninggalkan trauma tiap melihat gadis SMA
atau melihat gereja Katolik.
Ya, saya punya sesuatu yang berkesan disana..
Hingga itu menimbulkan antara dua : kenangan, atau trauma.
Ini bukan tentang agama, apalagi RAS
ini hanyalah tentang cerita kehidupan manusia yang terjebak dalam keingin tahuan akan teka-teki kehidupan.
Sering saya-atau kita-ketika dalam masa putus asa bertanya-tanya
"Kenapa harus terjadi?"
Hal yang kita lakukan pertama kali adalah mencari tahu, kenapa.
Tapi lewat peristiwa2 kemarin itu saya belajar bahwa terkadang tidak semua pertanyaan kenapa harus memiliki jawaban.
Tuhan punya rahasianya sendiri.
Seperti kata Kitab Pengkhotbah, Sekalipun manusia mengira mengetahuinya, tapi manusia tidak akan bisa menyelami pekerjaan Tuhan.
Mengapa tidak kita ganti saja pertanyaannya dengan "BAGAIMANA saya melewatinya, Tuhan?"
Memang terkadang kita bisa belajar dari suatu peristiwa. Juga kita bisa memetik pelajaran disana, belajar untuk berhikmat dan bijaksana mengatakan bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini adalah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Tapi, kita tetap tak dapat menyelami segala pekerjaan Tuhan... tak kan pernah..
Bukankah terasa lebih aman, jika kita tahu...
bahwa tak semua alur peristia di dunia ini sesuai dengan logika kita
Karena ada kuasa yang lebih besar telah mengaturnya,
dan yang jelas kuasa itu... adalah kuasa yang amat menyayangi dan mengasihi kita.
Yang perlu kita lakukan... cukup bergantung saja pada Dia.
Bergantung...ketergantungan pada Dia, menyerahkan diri pada Dia
Selain itu...
Pernahkah kau berpikir bahwa terkadang kita justru tidak lebih mengenal diri kita sendiri dibandingkan DIA-sang pencipta kita?
Hal yang berusaha ku katakan padaku tiap hari bahwa DIA lebih tahu yang ku butuhkan.
Sekalipun mungkin ada saat dimana tiap malam aku meminta sesuatu terjadi padaku atas diri seseorang..
tapi bagaimana kalau dia sebenarnya sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan tapi dengan cara-Nya yang ajaib, dan tak terpikirkan oleh otak manusia yang dangkal itu?
Yeah...
aku tidak tahu kemana arahnya tulisan ini.
Tapi yang jelas, aku memetik banyak hal dari proses perpindahan 2014 ke 2015
Dan aku tahu bahwa 2015 akan menjadi tahun-ku dimana seluruh janji-Nya datang tergenapi berlimpah-limpah dalam hidupku!
Percayakah kau, bahwa saya masih dalam masa pemulihan dari peristiwa itu sampai sekarang?
Sudah 7 bulan masa-masa pemulihan diri, dan melupakan sejarah masa lalu.
Semoga Tuhan menyertai kita semua yang senantiasa berseru padanya tiap malam
Kita yang merindukan penyembuhan
Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya...