Senin, 10 Oktober 2011

@Poconggg

Malam kemaren aku ngebet dan bela-belain pengen ke toko buku. Soalnya malam sebelum pas lagi jalan bareng Penong, aku nemu buku yang udah nggak asing lagi, "Poconggg juga pocong"
Buku fenomenal *fenomenal?? yang diangkat dari BLOG seseorang yang sumpah lucu tingkat dewa. Akhir2 ini abru aku tau kalo nama si penciptanya itu Arief Muhammad. Anak Hukum Trisakti, angkatan 08.
Tapi emang yang satu ini nggak kalah sama Kambing Jantannya Raditya Dika.

Jadi aku mau cerita nih.
Malam itu besoknya mau ulangan ALE (Aljabar Linier) di kampus
Padahal malemnya baru beli bukunya Poconggg. Udah prepare untuk belajar, tapi tetp aja pikiran sama tuh buku yang tertutup apik di atas tempat tidur.
Aku terus-terusan mandangin covernya dan bayangin kelucuan apa aja yang ada di dalem. Soalnya udah sempet baca blognya Si Poconggg dikit.

Buku idah di atas meja, terbuka lebar, menunggu untuk disantap

*mataku terus melihat di buku pelajaran ALE, tapi pikiran masih terus sama BUKU KUNING bergambar POCONG yang di atas tempat tidur.

"Wah, anak Daddy rajin sekali yah? Akhirnya mau belajar" Sahut Daddy dari belakang.
Maksud Daddy apaan?
Karna belajar adalah hal paling "terluar biasa" yang terjadi di kamarku, jadi pantes aja kalo Daddy menyaut kayak gitu.

*Mata melirik ke Buku Poconggg

Buku Poconggg : Hihihihhi... ayo, ayo, baca akuuu ... rumput gue lebih asik lho daripada rumput tetangga!

#Hahah,nyambung dimana rumput ama poconggg, keobsesi iklan nih

Aku  : Nggak akh, aku mau jadi anak yang berbakti pada keluarga dan negara

Buku Poconggg  : Hihihihi , Giring Nidji aja baca aku... tapi Si Doi masih sukses2 saja berbakti pada negara.

Aku : *(Dengan wajah yang mulai terpersuasi)sebelum nulis nyari kamus dulu, persuasi apaan sih?

Buku Poconggg : Hihihi, mau bersalaman ama aku?

Aku :*(mikir-mikir sendiri) perasaan pocong udah nggak punya tangan

Buku Pocong : Heh! Kurag ajar kamu! Aku laporin sama Arif yah!

Aku : Weleh-weleh... peace toh mas, kowe koyo ngono wae wes nesu :)

Buku pocong : Beta tak tau apa maksudmu?

*Oh, rupanya pocongnya orang maluku, beta tak tau laa.. kirain wong Jowo.

Aku : *(Udah kehilangan akal sehat) lebih memilih mencampakan buku ALEku di atas meja yang udah pasrah untuk di baca, dan berpaling pada Buku Poconggg

Alhasil, satu malam aku habisin untuk baca bukunya @Poconggg sampe ketiduran.

Keesokan harinya, matahri menyambut. Dan kuliah akan dimulai jam 8.
Setelah berburu dengan segala abrek barang yang masih berantakan, akhirnya aku siap juga START ke kampus jam 7.40
Dalam hal ini odongs pastiin untuk memakan waktu perjalan RUMAH-KAMPUS selama 6 menit. Padahal kalo mau dibilang lumayan jauh jarah rumahku dengan KAMPUS,
Oh ya, supaya kalean nggak bingung... aku kuliah di UNTAD, Universitas Tadulako yang "Sejuk dan Asri"
Kenapa dalam hal ini aku kasih tanda petik? Haha, entar deh... pasti tau sendiri.

Jaraknya sekitar ada 6 KiLo dari rumahku :\ dan bener-bener amazing karena prediksi waktuku nyaris nggak meleset, sekitar 05.58 menit :) Hehehe
Aku ambil tempet paling depan, supaya nggak disensi dosen. Abisnya dari pengalaman-pengalaman nih dosen paling sensi sama orang yang duduk di belakang. Dan ada aja yang dia tegur sama orang yang duduk di belakang.

Abisnya orang yang duduk di belakang(apalagi pojok) notabene-nya pasti negatif, kesannya nggak mau deket2 sama dosen, takut diperhatiin atau ditanya2in.
Tapi kenyataannya adalah Dosen bukanlah orang yang nggak pernah kuliah, pemirsa!!
Dosen tau modus-modus orang yang selalu lebih milih duduk di belakang.

Tapi aku bukan tipikal orang kayak gitu. Menurutku keuntungan dengan duduk di depan itu lebih banyak. Apa aja?

5 ALASAN KENAPA KAMU HARUS MEMILIH DUDUK DI BANGKU DEPAN

1. Lebih dekat en Jelas liat materi di papan atau di Infocus

*apalagi untuk yang punya penyakit rabun-rabun senja #kayaknya itu penyakitnya orang tua deh. Atau mereka2 yang pake kacamata setebel kaca botol entah berapa silinder, aku saranin untuk duduk di depan.
Selain bisa mempermudah proses perkuliahan kamu, mata kamu juga nggak bakal sakit ketimbang kamu duduk dibelakang en maksain daya Akomodasi mata kamu dan ujungnya bikin mata kamu perih en kamu terpaksa nangis (antara nangis gara2 mata perih atau miris meratapi nasib diri) *aku jadi teringat sama temenku di kelas yang ngalamin kayak gini


2. Kesempatan bertanya lebih besar

Bener banget! Buat orang yang make pepatah, "Malu bertanya sesat di jalan" sebagai motto hidupnya, alias manusia yang selalu banyak tanya, atau kelewat nggak tau malu bertanya mulu mending duduk di depan.
Biasanya kalo kamu tergolong orang yang serba ingin tahu, "Kok bisa gitu? Kok bisa gini?" duduk di depan memudahkan kamu untuk diperhatikan oleh dosen, sehingga waktu kamu angkat tangan untuk bertanya Si Dosen jadi lebih respect

3. Orang-orang di depan mengahalangi penglihatan kita

Apalagi kalo badan kamu keciiill, kayak unyil'marunyil yang di tuyul n mbak'yul jangan sok milih duduk di belakang. Di jamin materi satu pertemuan mata kuliah itu nyaris sama sekali nggak bisa kamu tangkep. Apalagi kalo di depan kamu orang-orang berbadan monster yang kelas berat, atau orang-orang berbadan kutilang, kamu seperti berdiri di balik menara, en mencoba ngeliat apa di baliknya menara itu.

4. Kesempatan di ganggu sama temen jadi lebih besar

Karena duduk di belakang, dan tubuh-tubuh orang yang duduk di depan bisa menutupi kita dari pandangan Si Dosen, kita jadi terlena untuk ketawa-ketiwi ato memilih menggambar-gambar tokoh komik di buku tulis, ato biasanya para cewek-cewek suka nulis kata-kata kayak status gitu yang galau-galau di secarik kertas. Hal ini terjadi juga karena biasanya mereka udah nggak bisa ngeliat di papan tulis, 'apa sih yang mereka bicaran?' soalnya ketutupan sama badan orang di depan... akhinya memilih untuk menyerah en lebih memilih menggunakan waktu yang ada untuk mengembangkan bakat seninya, sekalipun itu bukan jam mata kuliah yang ada hubungannya dengan seni.

5. Notabenenya orang yang nggak mau ditunjuk ke papan tulis

Biasanya para lelaki di kelas aku yang nggak serius ikutan kuliah hari itu lagi mood-moodan lebih milih duduk di belakang. Sejak awal emang udah nggak niat, jadinya udah ngatur formasi duduk yang perfect sedimikan rupa dan sengaja naruh orang-orang yang badannya bongsor di depan mereka sebagai tembok penutup. Hahaha
Tapi yang lucunya, mata dosen malah lebih jeli sama mereka yang di belakang. Dan menurut pengalaman aku, dosen malah lebih sering nunjuk orang yang duduk di belakang!

6. Rasa malu jadi lebih kecil

Poin ini berhubungan banget sama poin nomor 2. Kalean yang abunya bertanya duduk di depan itu adalah hal yang strategis dan baik banget. Kalo duduk di depan, kalian nggak akan merhatiin siapa aja di belakang kalian yang pada saat itu detik itu juga merhatiin kamu sedag bertanya.
Beda banget kalo kamu duduk di belakang, kamu bisa liat semua orang di depan kamu yang pada balik belakang ngeliat kamu bertanya, dan itu bikin nervous kamu semakin menjadi, en yang ada malah kamu bakal urungin niat kamu bertanya deh. Padahal aku tau, pertanyaan dalam otakmu kayak udah mau meledak seperti Gunung Merapi yang dijaga sama Alm. Mbah Marijan

7. Kontak mata sama dosen jadi lancar

Dosen paling seneng kalo dia lagi nerangin, mahasiswa2nya pada merhatiin dan liat ke arah dia. Disertai dengan angguk-anggukan kecil, kita bisa bikin Si Dosen tau kalo kita "join" ama mereka. Mereka jadi merasa dihargai dan mungkin bisa berpengaruh sama penilaian mereka sama attitude kita.
Nah, jadi kalo kamu duduk di belakang, sekalipun kamu agguk-angguk kepala sama kepala kejedot di lantai, Si Dosen mah kemungkinan besar nggak bakal tau kalo kamu udah setengah mati merhatiin mereka.

8. Bisa cari muka sama dosen

Poin ini berhubungan banget sama poin 7 diatas. Setelah kamu angguk-angguk kepala dan Si Dosen sadar kalo kamu merhatiin materi mereka, maka hal itu akan bikin Dosen lumayan care sama kamu. Bisa jadi, penilaian mereka sama kamu jadi positiv, karna kamu dinilai sebagai anak yang selalu mendengarkan penjelasan dengan tenang, dan setidaknya menghargai mereka.

Biasanya Si Dosen jadi cari tau nama kita, en malah hafal sama nama kita!
Kalo mereka udah hafal sama nama kita, setidaknya kemungkinan nilai yang tertukar itu jadi kecil (tapi dikenalnya dalam hal positif ya)
Dijamin, kalo kita udah semaksimal mungkin dalam kelas, dan Si Dosen udah hafal nama kita, minimal nilai B udah di tangan :))

Alhasil, sodara-sodara...
Saya mengisi ujian soal yang jelas matematika itu (harusnya dijawab dengan angka) malah aku jawab dengan essai panjang mengenai cerita poconggg.

HAHAHAHA

Nggak lah. Masih waras lah diriku ini.

Tadi pagi pas bangun tidur sempet baca-baca dikit buku catatan en buku cetak,
soalnya cuma satu nomor tapi aku kerjain sebisaku

Ketemu sih hasilnya, tapi benar atau nggak... Aku nggak tauu...

Waktunya untuk mengumpulkan kertas jawaban!

DIKUMPUL! DIKUMPUL!

Tapi jawaban ujianku! UDAH SELESAI!
#Puji Tuhan :))

Jawaban kita langsung di periksa saat itu juga,
Hasilnya Saudara... Mujizat Tuhan terjadi,
aku sangat bersyukur Pagi itu :))

Aku dapet nilai 10 (Perfect!) Alias benar semua! *semua? Kayaknya cuma 1 nomor deh odongs

Bersukacita iya, bersyukur iya, tertawa puas iya, senyum mesum enggak. :D
Selain ngidam baca buku Poconggg terobati, nilai 10 juga dapat diraih.
Thanks God ! :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar