Dikisahkan dalam sebuah lembar cerita,
ada seorang laki-laki bernama Boas. Dia sangat bahagia karena ia baru saja menjalin hubungan berstatus "pacaran" dengan perempuan bernama Maudy. Hubungan mereka baru berjalan dua bulan, sampai ketika pada suatu malam seseorang mendatangi Maudya di rumahnya.
Orang itu adalah seseorang dari masa lalu Maudya.
Dia adalah seorang lelaki gagah, berperawakan tinggi dan kekar bernama Irno.
Irno datang, dan menjelaskan segala keinginan dan maksudnya.
Irno baru saja tiba dari Singapura, tempat ia kini bekerja sebagai seorang dosen. Mereka sedang duduk di teras rumah Maudya,
ketika Irno membuka percakapannya, "Kamu ingat nggak dulu waktu kamu pertama kali di OSPEK?"
Kedua insan itu mengenang kembali masa-masa ketika mereka ada di bangku kuliah. Kala itu, Irno sebagai seorang senior dan
Maudya sebagai junior.
Irno langsung menyukai Maudya, ketika pertama kali ia bertemu dan menatap perempuan itu.
Pada saat itu, mata mereka saling beradu dan terdengar sebuah bisikan batin diantara keduanya. Semacam ada sengatan yang menjalar ketika hal itu terjadi.
Percakapan mereka makin meluas, hingga saat-saat ketika dulu Irno menyatakan perasaannya pada Maudya. Sampai pada cerita itu, tiba-tiba Irno terdiam... ceritanya yang semula begitu deras sederas aliran sungat kini membungkam.
Dan Hening seketika.
"Walau dulu kamu tidak terima aku, tapi sampai sekarang aku masih menyimpan perasaan yang sama"
Maudya kaget dengan ucapan Irno barusan, sekalipun hal itu tidak diluapkan pada air mukanya begitu saja. Maudya berusaha mencerna baik-baik perkataan Irno barusan.
Bagaimana bisa? Pikir Maudya. Ia sudah mendengar kabar bahwa selama Irno di Singapura, ia sudah memiliki kekasih. Bahkan hubungan mereka sudah berjalan selama 2 tahun! Tak ada alasan bagi Irno untuk melakukan hal seperti ini. Ini tak masuk akal! Di saat seperti ini, Maudya kembali teringat pada sebuah kata-kata yang terkadang belum bisa ia percayai kebenarannya..
Hati seorang laki-laki itu terkadang lebih absurd dibandingkan seorang cewek yang terabsurd sekalipun.
Tapi benarkan?
Kalau begitu apa arti hubungannya selama ini dengan pacarnya di Singapura?
Irno hanya bercanda... pikir Maudya berulang kali.
Maudya tertawa, "Kamu hanya bercanda" Jawabnya singkat.
tapi Sama sekali tak ada ekspresi bercanda dari tatapan Irno.
"Kamu kan sudah punya pacar. seharusnya kamu tidak boleh seperti itu"
Irno tertawa sinis. "Kadang tiap dalam doaku, aku bergumul... aku merasa bahwa dia bukan orang yang tepat untukku. entah mengapa aku yakin akan hal itu. Tapi, ada satu suara dalam hatiku yang terus berkata padaku dan sangat aku yakini bahwa kamu adalah orang yang tepat yang diberikan Tuhan untuk aku. Entak mengapa saya begitu yakin"
Maudya tercengang.
"aku selalu berdoa kepada Tuhan agar selama aku di Singapura, Tuhan memberikan jawaban kepadaku. Jika kamu bukan orang yang tepat buat aku, biarlah Tuhan membuatku lupa sama kamu... tapi apa? Bahkan sampai sekarang aku belum bisa lupain kamu. Aku malah jadi tambah sayang" Jelas Irno.
Hal seperti itu jelas saja, sangat mengaggetkan Maudya. Tak ada angin, tak ada badai, tak ada hujan, selama ini Irno tak pernah menghubunginya ataupun berusaha untuk melakukan pendekatan kepadanya, jika memang ia mengaku bahwa selama ini terus mencintainya. Tapi tiba-tiba, orang itu datang... dan berkata bahwa selama 2 tahun ini ia terus memikirkan Maudya. Tentu saja hal itu masih membuat Maudya tak bisa mempercayainya.
"Maaf tapi saya tidak bisa memberikan harapan sama kamu. Sudah ada seseorang yang menunggu saya. sudah ada seseorang yang berkomitmen dengan saya"
Raut wajah Irno sontak berubah 180 derajat. "Siapa dia? Siapa laki-laki beruntung itu?"
"Namanya Boas.."
"Ooh... bilang sama dia selamat. Dia sangat beruntung. Tapi kamu harus ingat, sampai kapanpun perasaanku padamu akan selalu ada"
Ternyata memang benar.
Semenjak malam itu, ketika Maudya bertanya pada seseorang yang dulu adalahh seniornya di kampus dan berteman dekat dengan Irno, dia mengatakan bahwa selama ini Irno sering memperhatikan Maudya dari jauh. Irno memang pintar bersandiwara dan menutupi perasaannya semenjak Maudya menolaknya. Irno pernah pulang dari sebuah ibadah tanpa alasan yang jelas karena melihat Maudya datang beribadah bersama laki-laki lain.
ada seorang laki-laki bernama Boas. Dia sangat bahagia karena ia baru saja menjalin hubungan berstatus "pacaran" dengan perempuan bernama Maudy. Hubungan mereka baru berjalan dua bulan, sampai ketika pada suatu malam seseorang mendatangi Maudya di rumahnya.
Orang itu adalah seseorang dari masa lalu Maudya.
Dia adalah seorang lelaki gagah, berperawakan tinggi dan kekar bernama Irno.
Irno datang, dan menjelaskan segala keinginan dan maksudnya.
Irno baru saja tiba dari Singapura, tempat ia kini bekerja sebagai seorang dosen. Mereka sedang duduk di teras rumah Maudya,
ketika Irno membuka percakapannya, "Kamu ingat nggak dulu waktu kamu pertama kali di OSPEK?"
Kedua insan itu mengenang kembali masa-masa ketika mereka ada di bangku kuliah. Kala itu, Irno sebagai seorang senior dan
Maudya sebagai junior.
Irno langsung menyukai Maudya, ketika pertama kali ia bertemu dan menatap perempuan itu.
Pada saat itu, mata mereka saling beradu dan terdengar sebuah bisikan batin diantara keduanya. Semacam ada sengatan yang menjalar ketika hal itu terjadi.
Percakapan mereka makin meluas, hingga saat-saat ketika dulu Irno menyatakan perasaannya pada Maudya. Sampai pada cerita itu, tiba-tiba Irno terdiam... ceritanya yang semula begitu deras sederas aliran sungat kini membungkam.
Dan Hening seketika.
"Walau dulu kamu tidak terima aku, tapi sampai sekarang aku masih menyimpan perasaan yang sama"
Maudya kaget dengan ucapan Irno barusan, sekalipun hal itu tidak diluapkan pada air mukanya begitu saja. Maudya berusaha mencerna baik-baik perkataan Irno barusan.
Bagaimana bisa? Pikir Maudya. Ia sudah mendengar kabar bahwa selama Irno di Singapura, ia sudah memiliki kekasih. Bahkan hubungan mereka sudah berjalan selama 2 tahun! Tak ada alasan bagi Irno untuk melakukan hal seperti ini. Ini tak masuk akal! Di saat seperti ini, Maudya kembali teringat pada sebuah kata-kata yang terkadang belum bisa ia percayai kebenarannya..
Hati seorang laki-laki itu terkadang lebih absurd dibandingkan seorang cewek yang terabsurd sekalipun.
Tapi benarkan?
Kalau begitu apa arti hubungannya selama ini dengan pacarnya di Singapura?
Irno hanya bercanda... pikir Maudya berulang kali.
Maudya tertawa, "Kamu hanya bercanda" Jawabnya singkat.
tapi Sama sekali tak ada ekspresi bercanda dari tatapan Irno.
"Kamu kan sudah punya pacar. seharusnya kamu tidak boleh seperti itu"
Irno tertawa sinis. "Kadang tiap dalam doaku, aku bergumul... aku merasa bahwa dia bukan orang yang tepat untukku. entah mengapa aku yakin akan hal itu. Tapi, ada satu suara dalam hatiku yang terus berkata padaku dan sangat aku yakini bahwa kamu adalah orang yang tepat yang diberikan Tuhan untuk aku. Entak mengapa saya begitu yakin"
Maudya tercengang.
"aku selalu berdoa kepada Tuhan agar selama aku di Singapura, Tuhan memberikan jawaban kepadaku. Jika kamu bukan orang yang tepat buat aku, biarlah Tuhan membuatku lupa sama kamu... tapi apa? Bahkan sampai sekarang aku belum bisa lupain kamu. Aku malah jadi tambah sayang" Jelas Irno.
Hal seperti itu jelas saja, sangat mengaggetkan Maudya. Tak ada angin, tak ada badai, tak ada hujan, selama ini Irno tak pernah menghubunginya ataupun berusaha untuk melakukan pendekatan kepadanya, jika memang ia mengaku bahwa selama ini terus mencintainya. Tapi tiba-tiba, orang itu datang... dan berkata bahwa selama 2 tahun ini ia terus memikirkan Maudya. Tentu saja hal itu masih membuat Maudya tak bisa mempercayainya.
"Maaf tapi saya tidak bisa memberikan harapan sama kamu. Sudah ada seseorang yang menunggu saya. sudah ada seseorang yang berkomitmen dengan saya"
Raut wajah Irno sontak berubah 180 derajat. "Siapa dia? Siapa laki-laki beruntung itu?"
"Namanya Boas.."
"Ooh... bilang sama dia selamat. Dia sangat beruntung. Tapi kamu harus ingat, sampai kapanpun perasaanku padamu akan selalu ada"
Ternyata memang benar.
Semenjak malam itu, ketika Maudya bertanya pada seseorang yang dulu adalahh seniornya di kampus dan berteman dekat dengan Irno, dia mengatakan bahwa selama ini Irno sering memperhatikan Maudya dari jauh. Irno memang pintar bersandiwara dan menutupi perasaannya semenjak Maudya menolaknya. Irno pernah pulang dari sebuah ibadah tanpa alasan yang jelas karena melihat Maudya datang beribadah bersama laki-laki lain.
Maudya menjadi merasa bersalah, dan mulai simpati pada Irno.
Tapi sebagai seorang perempuan Maudya harus mengambil sikap.
Di sisi lain Boas selalu meminta Maudya agar mendoakan hubungan mereka. Boas juga dengan tegas pernah berkata, "Aku optimis sekali sama hubungan kita. Aku yakin banget sama kamu, sama hubungan kita. Makanya aku selalu mendoakan kamu dalam setiap doaku"
Dari cerita ini, entah tersadari oleh mereka atau tidak,
Bagaimana perasaan Tuhan?
Ketika dua anak-anaknya (Irno dan Boas) mendoakan seorang perempuan yang sama.
Irno dan Boas adalah anak-anak Tuhan yang rajin beribadah, pelayanan, dan selalu mengandalkanNYA dalam setiap pergumulan.
Tegakah Tuhan mengorbankan perasaan dari salah satu mereka?
Ketika Boas mendoakan Maudya, dan ia sangat yakin bahwa Maudya adalah masa depannya..
Sementara Irno juga selalu mendoakan Maudya, di tengah keputus asaannya... ia terus yakin, bahwa Maudya adalah orang yang tepat yang Tuhan berikan untuk dia. Buktinya selama 2 tahun di singapura, tak ada satupun perempuan yang bisa mengambil hatinya.
Apakah tindakan Tuhan?
Jika Tuhan mendekatkan Maudya dengan Boas, maka bagaimana perasaan Irno yang telah menahan perasaannya selama 2 tahun?
Jika Tuhan mendekatkan Maudya dengan Irno, maka bagaimana perasaan Boas yang merasa telah menemukan masa depannya bersama Maudya?
Dalam hal ini...
Semua menjadi otoritas Tuhan.
Bersyukur, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang bijaksana...
mungkin akan ada yang tersakiti... tapi Tuhan tak membiarkannya begitu saja. Ia akan memberikan kekuatan,
penghiburan, dan sesuatu yang menyakitkan di awal... akan menjadi sebuah KEBAIKAN pada akhirnya.
Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.
Semoga kita memetik sesuatu yang berharga dari cerita ini. GB
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28
Tapi sebagai seorang perempuan Maudya harus mengambil sikap.
Di sisi lain Boas selalu meminta Maudya agar mendoakan hubungan mereka. Boas juga dengan tegas pernah berkata, "Aku optimis sekali sama hubungan kita. Aku yakin banget sama kamu, sama hubungan kita. Makanya aku selalu mendoakan kamu dalam setiap doaku"
Dari cerita ini, entah tersadari oleh mereka atau tidak,
Bagaimana perasaan Tuhan?
Ketika dua anak-anaknya (Irno dan Boas) mendoakan seorang perempuan yang sama.
Irno dan Boas adalah anak-anak Tuhan yang rajin beribadah, pelayanan, dan selalu mengandalkanNYA dalam setiap pergumulan.
Tegakah Tuhan mengorbankan perasaan dari salah satu mereka?
Ketika Boas mendoakan Maudya, dan ia sangat yakin bahwa Maudya adalah masa depannya..
Sementara Irno juga selalu mendoakan Maudya, di tengah keputus asaannya... ia terus yakin, bahwa Maudya adalah orang yang tepat yang Tuhan berikan untuk dia. Buktinya selama 2 tahun di singapura, tak ada satupun perempuan yang bisa mengambil hatinya.
Apakah tindakan Tuhan?
Jika Tuhan mendekatkan Maudya dengan Boas, maka bagaimana perasaan Irno yang telah menahan perasaannya selama 2 tahun?
Jika Tuhan mendekatkan Maudya dengan Irno, maka bagaimana perasaan Boas yang merasa telah menemukan masa depannya bersama Maudya?
Dalam hal ini...
Semua menjadi otoritas Tuhan.
Bersyukur, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang bijaksana...
mungkin akan ada yang tersakiti... tapi Tuhan tak membiarkannya begitu saja. Ia akan memberikan kekuatan,
penghiburan, dan sesuatu yang menyakitkan di awal... akan menjadi sebuah KEBAIKAN pada akhirnya.
Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.
Semoga kita memetik sesuatu yang berharga dari cerita ini. GB
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah - Roma 8:28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar