Besok ulangan mid,
Tapi yang ku kerjakan mala mini adalah menulis
rangkaian kata-kata bodoh ini. Hehehe,
Perasaan manusia itu aneh ya.
Kita misalkan pacaran merupakan konsekuensi dari cinta
(dampak dari cinta), tapi baru2 ini aku menyadari, sebenarnya pacaran
(berhubungan) itu nggak sepenuhnya murni diakhibatkan cinta.
Rumit…
Nggak tau mau mulai membahasnya dari mana. Sepasang
kekasih yang berpacaran dapat membangun relasi mereka karena :
1.
Adanya kesempatan
2.
Timing yang mendukung (tepat)
3.
Adanya kesamaan perasaan (connect)
4.
Mood yang bagus
5.
Lingkungan yang mendukung
6.
Kepercayaan-kepercayaan kecil yang aneh
Keenam
faktor ini murni hasil pemikiran saya. Mau tau kenapa sampai muncul 6 hal di
atas dalam opini saya? Mari kita kupas secara tajam, setajam sapu lidi.
Dalam
hal ini kita ambil seorang tokoh laki-laki bernama Udin, eh…
kerenan dikitlah namanya, emm Ringgo! Trus nama tokoh perempuannya…
emmm…
Bella aja deh. Eh! Tapi Bella kan selalu pasangan sama Edward ya?? Kalo gitu
nama tokoh cowoknya Edward deh ! Oke, jadi tokohnya Bella dan Edward.
1.
Adanya kesempatan
Kesempatan
yang terbuka. Kesempatan untuk membuka hati berhubung sedang jomblo misalnya…
kalo Bella lagi dalam status berpacaran dengan lelaki lain, jelas aja nggak ada
kesempatan buat Edward untuk nyatain perasaannya. Begitu juga dengan Bella.
Walopun Bella suka setengah mati sama Edward, tapi kalau pada kenyataannya
Bella udah punya someone else, maka dia harus memendam perasaanya dan berlaku
seolah-olah nggak pernah suka sama Edward, demi menjaga perasaan pacaranya.
2.
Timing yang mendukung (Tepat)
Timing
ini sebenarnya hampir sama dengan poin (1). Dalam contoh lain misalnya Bella jomblo,
Edward jomblo… trus Bella lagi dekat sama laki-laki
lain. Hm katakanlah yang namanya Ringgo (akhirnya nama ini kepake juga, setelah
sempat dibuang). Sementara Edward diam2 suka sama Bella. Tapi timmingnya nggak
tepat, karena disatu sisi Bella lagi pedekatean sama Ringgo. Bicara soal timing
juga, misalnya seperti ini… HAL PALING KRUSIAL
YANG SERING TERJADI :
Ketika
Edward sukaaaa banget sama Bella, tapi Bella nggak suka sama Edward (alias
belum ada feel). Di satu waktu ketika Edward sudah tidak lagi mengejar Bella,
dan dia sudah bersama perempuan lain, mendadak Bella malah menyadari
perasaannya selama ini bahwa diam-diam dia telah menyukai Edward. Tapi sayang,
waktu suka antara keduanya tidak bersamaan. Maka mereka tak bisa jadian.
3.
Adanya kesamaan perasaan.
Poin
ini sangat berhubungan erat dengan poin (2) seperti yang sudah dijelaskan di
atas.
Saling
menyukai di waktu yang bersamaan, itulah intinya.
4.
Mood yang bagus.
Misalnya
Edward lagi nembak Bella yang baru aja putus dari pacarnya sekitar 1 minggu
yang lalu, maka itu pun menjadi alasan buat Bella menolak Edward. Untuk
selanjutnya Edward sudah tidak mau seperti di tulisan minuman-minuman
berhadiah, “coba lagi”,
dia menyerah dan menganggap bahwa Bella memang tak akan pernah menyukainya.
Maka Edward pun ilfeel. Satu ketika Bella sudah mulai dapat mengendalikan
emosinya, dan merasa hatinya bisa menerima seseorang yang baru. Ia pun mencoba
mendekati Edward yang dulu pernah menembaknya, tapi sayangnya di saat itu
Edward sudah terlanjur ilfeel sama perempuan itu. Akkhh, ribet sekali ya.
5.
Lingkungan yang mendukung
Inilah
elemen yang terpenting… Lingkungan seperti :
Ortu, teman, keluarga, harus mendukung. Karena pacaran itu nggak Cuma
menyangkut ‘Lo-Gue’
tapi ada kata ‘mereka’
yang perlu di tambah disana. Untuk masalah poin ini kalian yang paling tau, dan
udah paling tau gimana alur ceritanya. Untuk ortu, maslah mereka nggak setuju
sama pacar (calon kita), atau masalah keluarga (adik/kakak) yang kurang srek
sama pacar kita, atoo Omm-Tante or Fams yang nggak suka sama latar belakang
pacar kita. Atau masalah teman, yang lagi sama-sama dengan kita suka pada
perempuan yang sama di waktu yang sama pula. Ckkckc. Tambah runyam. Ini semakin
seperti matematika.
6.
Kepercayaan-kepercayaan kecil yang aneh
Contohnya
seperti cerita orang-orang, “pertama kalo saya
ketemu dia, saya seperti langsung merasa bahwa dia adalah jodoh saya”
atau “ketika
pertama ketemu dia, saya langsung merasa semacam ada sengatan listrik yang
mengalir dalam tubuh saya”, atau “kenapa
tiap apa yang saya rasakan, pasti kau bisa rasakan ya? Jangan-jangan kita punya
kontak batin yang kuat, telepati yang kuat, karena kau adalah jodohku”
Ckckckck… itu sebuah kepercayaan aneh, yang belum tentu kebenarannya. So jangan terlalu sama ‘suara-suara’ yang Cuma adalah hayalan kamu sendiri aja. Lucunya kadang sebagian orang menganggap suara-suara itu adalah suara dari Tuhan, yang mengatakan kalau orang itu adalah jodohnya. Lalu ketika akhirnya mereka putus, maka si orang itu jadi mempersalahkan Tuhan dan murtad. Padahal kan bukan salah Tuhan… manusianya aja ke GR an, ngerasa suara pikrian sendiri, disebut suaranya Tuhan.
Ckckckck… itu sebuah kepercayaan aneh, yang belum tentu kebenarannya. So jangan terlalu sama ‘suara-suara’ yang Cuma adalah hayalan kamu sendiri aja. Lucunya kadang sebagian orang menganggap suara-suara itu adalah suara dari Tuhan, yang mengatakan kalau orang itu adalah jodohnya. Lalu ketika akhirnya mereka putus, maka si orang itu jadi mempersalahkan Tuhan dan murtad. Padahal kan bukan salah Tuhan… manusianya aja ke GR an, ngerasa suara pikrian sendiri, disebut suaranya Tuhan.
Yah,
seperti itulah … jadi seseorang bisa
jadian itu, karena ada beberapa faktor yang mendukung…
lingkungan, kesempatan, timing, mood yang bagus, realistis (tdk percaya yg
aneh2), dan nggak mo naif sih, cinta.. unsur yang paling penting. Kalo semua
elemen ini ada, maka jadianlah dua orang itu. Dan congratz! Semoga terus
langgeng sampe ke pelaminan.
Jadi,
ketika ada sepasang laki-laki, perempuan yang tidak jadian, atau sekedar
berteman belum tentu dalam hati mereka ada perasaan tidak pernah saling suka.
Mungkin ada, dan pernah… hanya saja, beberapa
elemen di atas tidak ada… sehingga mereka tidak
bisa bersama. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita berpotensi jadian sama
siapa aja. Hanya kebetulan (buat kalian yang udah pacaran) aja, pacar kalian
sekarang ini kalian tembak dim omen dan keadaan yang tepat dan pas, sehingga
elemen-elemen di atas ada. Nah, karena kita tahu sekarang kalo kita berpotensi
cocok dan jadian dengan siapa saja, maka…
berhati2lah sekarang memilih hati. Jangan sembarangan, mulailah picky-picky dan
membuat criteria. Kriteria itu kadang perlu, supaya kita nggak kelabakan
sendiri pas milih orang yang datang dalam kehidupan kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar