Jumat, 25 Mei 2012

Apa salah "tampang" ?

Suatu hari di salah satu sekolah di kota Palu,
hiduplah seorang cewek yang bernama Henny. (Kali ini bukan Venny, orangnya beda!)

Jadi Henny cerita-cerita dan share pengalamannya waktu SMA d0L0ee .. (#alay)
Begini:

Suatu hari, jam istirahat kedua (Jam 12 siang) selesai ditandai dengan berbunyinya bel sekolah begitu nyaring, KRIIIIINGGGGG!

Semua murid-murid yang semula ada yang dari kantin, ada yang dari perpustakaan, ada yang dari masjid, ada yang dari WC, ada yang dari lapangan maen bola atau basket langsung berhamburan masuk ke dalam kelas.

Sebenarnya yang menjadi motivasi anak-anak ini langsung lari terbirit-birit ke dalam kelas bukanlah karena mereka begitu bersemangat mau mengikuti pelajaran, tapi satu-satunya alasan yang mendapat votig tertinggi adalah karena mereka takut pada satu momok yang menjadi ancaman bagi siapa saja yag masih ada di luar kelas sesudah bel masuk. Momok menakutkan itu adalah, KEPSEK.

Kepsek yang satu ini beda dengan Kepsek kebanyakan.
Dalam ijaminasi kita, begitu mendengar kata KEPSEK pasti langsung terbayang betapa berwibawanya beliau, tegas, rajin, disiplin, menjadi panutan, berkarisma,

TAPI

Mungkin sedikit berbeda dengan sosok KEPSEK yang satu ini.
Dia dikenal suka "hunting" murid yang bermasalah dan nggak akan segan-segan untuk memberikannya ganjaran.
Begitu juga dengan guru-guru. Kelebihan Kepsek yang satu ini, dia benar-benar nggak pandang bulu. Mau bulu rusa, bulu harimau, bulu unta, buku kadal (EH! Kadal nggak punya Bulu) dia tetap akan memberikan hukuman sama guru yang dirasanya sudah melakukan pelanggaran fatal.

Bicara soal ganjaran, hukuman, pasti di pikiran kita langsung terlintas suatu masa hukuman panjang, yang akan diberikan pada seseorang, yang akan menekan mental seseorang secara batin dan jiwa.

Tapi ganjaran Kepsek yang satu ini beda lagi.

Emang ini Kepsek suka tampil BEDA.

Ganjarannya adalah, mukulin pantat!!!

Kemana saja beliau pergi, selalu ada penggaris yang mengayun di tangannya. Siap kapan saja "menampeleng" dan menampar siswa-siswa bandel.

Murid-murid menamakan penggaris itu dengan nama "Cambuk Neraka tingkat 11"
Ya ampun. -.-' Ada-ada saja.

Lanjut ke tokoh yang bernama Henny di atas.
Ketika bel telah selesai berdering, seisi murid di kelas Henny segera berlarian menuju tempat duduk mereka masing-masing. Kendati masih ada yang berkeringat karena seusai main bola/ basket pada jam istirahat tadi.

Sepoi-sepoi, angin segar masuk ke dalam ruang kelas Henny melalui celah-celah jendela dan pintu kelas Henny yang terbuka lebar. Tentu saja angin itu bagaikan angin surga bagi mereka yang kepanasan.
Perlahan, semerbak wangi parfum yang begitu harum dan khas juga mulai merembet ke hidung setiap masing-masing murid. Seketika semuanya langsung duduk tegap dan waspada, wangi ini seperti menjadi suatu pertanda bagi mereka.

Benar saja, lima detik kemudian munculah sosok Kepsek (tak lupa dengan cambuk neraka tingkat 11 nya) muncul dari balik pintu kelas Henny yang tenganga lebar.

Suasana kelas mendadak hening.

Kepsek itu memandangi setiap wajah murid-murid dengan sesama sambil berjalan perlahan.
Langkahnya terhenti ketika ia baru saja menatap sebuah wajah yang penuh dengan tetes keringat mengucur di kerah bajunya.
Kepsek mendekati anak yang berkeringat seusai bermain bola itu.

"Kenapa mukamu kayak begitu????!!" Tanya Pak Kepsek, dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak ada jawabannya. Kenapa muka kayak begitu??? Hellloooo... mana gue taauuu??? Tanya langsung aja sama Tuhan, harusya si cowok itu membalas seperti itu. Tapi rupanya dia sama sekali nggak punya keberanian yang besar untuk pertanyaan itu. "Maju ke depan!" Seru Pak Kepsek di depan muka si anak tak bersalah.

Anak cowok itu pun maju ke depan.
Tanpa banyak peringatan dan aba-aba, Kepsek langsung melayangkan mistarnya tepat ke arah pantat anak yang berdiri di depan kelas itu. PAAAAKK!!!!PLAAAAKKK!
Suara antara penggaris dan pantat anak itu seketika menimbulkan suara yang miris di telinga siapapun yang mendengarnya. Seharusnya terharu, tapi yang ada, Henny malah tertawa-tawa dari tempat duduknya begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

Selesai mengeksekusi cowok itu, mata Kepsek langsung terarah pada cowok lain yang duduk di sudut kelas. Rambut murid cowok itu mulai keribo dan gondrong. Tapi kali ini bapak itu tidak bermain dengan penggarisnya lagi. Dengan cepat dan sigap, dihampirinya anak gondrong itu, dikeluarkannya dompet. Maka munculah uang 5000 di hadapan cowok gonrdrong tersebut. "Pergi sana gunting rambut di salon sekolah" Ujar Kepsek dengan lebih lembut dibandingkan dengan tersangka pertama yang telah dieksekusi sebelumnya.

Sekolah itu rupanya memiliki salon khusus untuk sekolah itu sendiri. Letaknya juga masih berada dalam lingkungan sekolah. Keunggulannya, murah, dekat, setiap saat murid cowok bisa potong rambut disitu jika merasa rambut sudah mulai panjang. Tapi satu kekurangan salon itu. Dia hanya mengenal 1 model, yaitu BOTAK. Nggak heran kalau cowok-cowok di sekolah itu lebih mirip kayak tuyul yang pake baju SMA.

Pelajaran berharga untuk si Cowok dan Henny:
1. Sedia Tissue selalu di tas , apalagi untuk yang gampang berkeringat (Atau paling tdk sapu tangan lah)
2. Sebaiknya tidak menggunakan jam istirahat kedua untuk main bola, selain karena terik matahari, dan suhu yang panas, plus kalo kita berkeringat, udaranya jadi nggak sedap, dan membuat siapa aja yang ada di dekat kita jadi nggak nyaman dengan kita.
3. Kepseknya Henny memang rada aneh-aneh. Suka mood-moodan.
4. Kalo nggak punya uang untuk gunting rambut, cukup muncul di depan KEPSEK dengan rambut gondrong anda, maka rambut gondrong anda tersebut akan membuahkan hasil 5000 rupiah.
5. Selalu SMILE :) supaya Kepsek tidak menyalahkan "tampang" yang memang so begitu dari sono'nya. Setidaknya SMILE membuat paras wajah ketika lebih indah dipandang :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar