Senin, 28 Mei 2012
Sapi Galau
Ada satu pengalaman yang belum pernah terceritakan,
Sekedar menjadi ingatan yang tersimpan, entah sampai kapan bertahan.
Rasanya seperti baru kemarin, aku masih dengan baju putih abu-abuku.
Kita ikut penelitian bersama2 para guru naik mobil angkot (yang sumpah Bannya Cepeerr)
Tiap lewat polisi tidur, pasti terjadi "gempa bumi"
Perjalanan dilakukan dengan destination - Souraja- Vatunonju-Air panas Bora.
Gara-gara kebanyakan ketawa di Vatunonju, injak batu sana-sini yang sapa tau, (kita tdk tau) batu itu keramatt....
Maka sekarang kita jadi setengah percaya sama petuah-petuah ortu zaman dulu, "Kalo di lingkungannya orang, jangan terlalu banyak ketawa"
Sepulang dari sana, mobil taxi bak duplikat tempat dugem dengan musik remixnya yang membahana sangat keras. Setiap orang yang berdiri di pinggir jalan sampe bisa ikut2an joget ria.
Perjalanan baru sampai di daerah persawahan yag luaaaassssss sekali. Sampai tiba-tiba kita melihat ada segerombolan sapi yang lagi "Rolling" bareng di pinggir sawah. Nampaknya mereka lagi senang dan menikmati kebersamaan sambil ketawa-ketawa bareng. "Ngiiikk, ngoooookkk" Begitu bunyinya yang sampai di telinga manusia . Tapi translete dalam bahasa Sapinya : "Heey, brooo... seneng ya, akhirnya kita jalan bareng begini. Rolling bareng sore-sore emang paling mantap buat b.MP sama sapi betina".
"Piiiiimmm!!!! Piiiimmmm!!!" Oom taksi mengklakson taksinya sebanyak mungkin, untuk memastikan kalo si Sapi nggak akan menyeberang. Dan bener, ternyata sapi tetap jalan beriringan dengan tertib di pinggir sawah.
Oomtaksi pun menekan gas mobilnya dalam-dalam, dan ..
"BRUUUUKKK!!!" Maka, seekor Sapi yang sedang galau antara mau menyeberang--dan---tidak itu akhirya memilih untuk menyeberang ketika Oom taksi sedang tancap gas.
Kejadiannya begitu cepat, dan kita nggak tau apa yang terjadi. Mobil mengerem mendadak. Kita ngeliat ke sekitar, dimana sapi yang tertabrak tadi itu berada.
"Eh, so mana itu sapiiii???" Tanya Mardhan.
"Taulah , so itu dicarii" Jawab Rendra.
"Ngggoooookkk" Seperti menjawab pertanyaan penumpang dalam taksi, Sapi itu menyaut. Suaranya tepat berada di bawah KAMI.
"Astagagaaaa!!!!" Teriakku waktu sadar ternyata, Si sapi mendarat mulus di bawah taksi yang (padahal) begitu Cepeerrr.
Karena kejadian itu, otomatis, taksi-taksi yang ada di belakang kami pun berhenti seketika. Dari kejauhan warga sekitar mulai keluar dari rumah mereka, dan melihat deretan taksi berhenti tiba-tiba di jalan.
"Adooh, gawat ini. Ba ganti sapinya orang? Main juta-juta ini" Celetuk Rendra.
"Huh, rugi skaliii... Sapi mau di bayar cuma so mati, coba kalo masuk di belanga. Lebih bagus " Balas Mardhan.
kedua cowok ini dari tadi G.U sekali dengan sapi, tak berhenti berceloteh.
"Kamu dua saja yang ba bayar! Sa tidak mau!" Sela saya (Dian) di tengah2 pembicaraan mereka.
Semua orang yang ada di dalam taksi kami sedang di dalam ketegangan, antara tegang berfikir mengumpulkan uang untuk ganti sapi ini, dan tegang cari jalan keluar bagaimana caranya mengeluarkan sapi dari bawah taksi ceper ini.
"Ngoookk...ngoook" Si sapi terus bersuara, entah apa artinya kali ini. Suaranya sarat dengan kesakitan, tapi sarat juga dengan kebingungan.
Masih berkocol dengan jalan keluar, eeh.! Tiba-tiba Sapi itu berdiri keluar dari taksi, (ENTAH BAGAIMANA) dan ini sama sekali (TIDAK DI KARANG-KARANG) alias (BASED on TRUE STORY)
Sapi itu lantas melenggang, berlari ke tengah sawah menuju pada induknya.
Rupanya setelah dia berdiri, aku baru tahu dia masih anak-anak (Tapi lumayan besar, yah katakanlah ... Sapi Remaja... dalam tahap perkembangan)
Nampak ekspresi kelegaan yang tak terdefinisikan dari wajah Oom Taksi.
"Bagaimana ini sapi, pas kita ba pelan. Dia tidak menyebrang. Pas kita laju, dia malah menyebrang" Celetuk Oom Taksi.
Iya juga sih. Sapinya galau.
Yah, maklum aja, itulah yang membedakan binatang sama manusia.
Kalo manusia punya otak, pikiran, dan akal, makanya manusia bisa melihat situasi ketika harus menyeberang atau tetap menunggu di pinggir jalan, sedangkan binatang??? Ya, kayak tadi itu deh kejadiannya.
Tapi zaman sekarang banyak manusia yang mengata-ngatai manusia lainnya sama seperti binatang. Menurutku itu hiperbolik banget deh.
Sebodoh apapun itu manusia, selalod apapun, yang jelas dia masih punya akal. Masih makan pake tangan, nggak langsung dengan mulut kayak binatang.
So, hati2 kalo mau membandingkan atau mengejek teman kita dengan objek binatang.
We have a big different.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar