Selasa, 05 Juni 2012

Tauran antar WARGA (part1)



Satu kali di waktu zaman dulu kala,
Saya masih tinggal di tempat yang lama, belum di tempat ketika saya mengetik cerita ini.
Daerah tempat tinggal saya itu berada di sekitaran daerah Nunu.

Ceritanya sampai dulu saya bisa tinggal disana itu,
Karena barusan pindah dari Jawa, jadi harus cari tempat kontrakan. Dan dapetnya disana.
Untuk alasan lain, kenapa Papahku memilih tempat itu, saya pun tidak tahu.

Disana daerahnya beda banget dengan sistem kehidupan di Palu Timur (Tempatku sekarang).
Daerah Palu Barat, struktur alamnya lumayan masih agak kental, dan bangunan-bangunan Kuno masih ada di mana-mana. Kesannya daerah itu seperti kota tua yang antik.
Awal tingga di sana, saya langsung punya banyak teman. Berhubung kehidupan bertetanggannya sangat dekat. Maklum, anak-anak SD yang suka maen panas-panas dan belum ada istilahnya lulur-luluran..
Saya pun sering main kasti (Base ball nya Indonesia :p ) di lapangan dekat rumah

Suasana damai... tenang, penuh dengan tawa anak-anak sampaii...

Di suatu sore,
saya sedang pulang dari sekolah dengan berjalan kaki,
Tiba-tiba di jalan gang yang saya lewati, keluar rombongan anak SMA yang lari berbondong-bondong. Pertama-tama para perempuan lari . Di susul beberapa siswa laki-laki yang membawa pentungan, balak, kayu.

Saya pun heran, apa yang terjadi. Sebenarnya saya takut untuk terus melanjutkan perjalanan ke dalam. Karena pasti ada sesuatu yang terjadi di dalam gang ini. Tapi saya memberanikan diri waktu saya liat ada seorang perempuan juga yang sedang berjalan kaki di depanku. Dia tampaknya begitu susah mengumpulkan segala keberanian, dia terus berjalan. Rumah saya sudah mulai dekat, tapi tidak terlalu dekat juga... karena masih ada sekitar 30 meter jaraknya dari tempat saya berdiri, dan saya mendengar "DDDUUUUEERRR!!!!" Suara tembakan senapan menggema diantara kolong2 langit cerah sore itu.
"AAAAAHKKKGG AAKKKKKHH" Teriakan-teriakan perempuan mengikuti suara tembakan yang barusan terdengar.

Tepat saat itu saya melewati dua orang intel polisi yang sedang menelepon. Di telepon salah seorang dari mereka berteriak, "Wah, ada tembakan Pak!" Teraiknya di telepon.

"DUUUAAARRR!!!!" Terdengar suara tembakan lagi.

Tanpa sadar, saya bisa merasakan dua lutut saya gemetaarrr hebat.
Rumah saya sudah nampak di ujung mata, tapi saya tak yakin bisa menggapai rumah itu, karena orang-orang di depan saya sudah mulai berlarian masuk ke dalam rumah.

Beruntung rumah tante saya nggak jauh dari tempat saya berdiri saat itu ( Rumah tanteku dekat dengan rumahku) jadi, tanpa banyak menunggu saya langsung berlari ke dalam rumah tante.

Di sana saya bisa mendengarkan nafas saya yang terengah-engah, "Ada apa ini, tante??" Tanyaku mulai panik.
"Ada orang baku bacok" Ujarnya singkat.

Tiba-tiba terdengar suara ribut dari dapur. Ternyata ada seorang cowok berseragam SMA yang menyelinap ke dapur, lewat pintu belakang.
"Tanteee... tolong saya. Saya mau ba sembunyi. Mereka cari saya, saya mau dibunuhhhh..." Kata cowok itu histeris.

Saya terbelalak.

Dan tidak ada yang bisa dikatakan, apalagi ditanyakan pada orang yang sudah bercucuran keringat dan gemetar hebat, seperti cowok ini. Maka yang tanteku bisa katakan hanyalah, "Ayooo, minum, minum air dulu"
Cowok itu pun meneguk air dengan perlahan. Tapi hal itu justru membuat keringatnya makin deras.

Saya pun tak mau terpaku melihat adegan menegangkan itu, saya pergi ke ruang tamu, dan mencoba menenangkan diri di sana.
Beberapa menit kemudian, waktu saya menengok ke dapur, ternyata cowok SMA itu sudah pergi.
Saya tahu bagaimana nasibnya setelah ini. :(

Hampir dua jam saya di rumah tanteku. Saya bisa melihat semua orang menutup rapat-rapat pintu rumah mereka, begitu juga dengan jendela mereka. Tiba-tiba pemandangan di luar rumah seperti kota mati, dengan bangunan-bangunan yang seolah tak berpenghuni.

Setelah yakin bahwa situasi mulai aman, saya segera berpamitan pada tante saya, berhubung waktu itu sudah sore dan menjelang malam... dan berhubung juga di tahun itu HP belum terjamah semua elemen masyarakat (anak-anak SD) nggak kayak sekarang.... anak TK aja udah ngantongin HP di saku mereka.
Saya lari terbirit-birit dan sekencang mungkin, hingga sampailah saya di depan rumah saya sendiri.

TIDAK SEPERTI YANG SAYA BAYANGKAN.

Saya mengira bahwa pintu rumah saya akan tertutup rapat dan saya harus membutuhkan lima menit berdiri di teras untuk menggedor-gedor rumah agar terbuka lebar.
Dengan shock saya mendapati pintu rumah saya justru terbuka LEBAR (SERIUS!)
Saya mulai tegang, berpikir yang tidak-tidak.
Tapi ketegangan yang memudar, ketika saya melihat sesosok pria paruh baya (berkumis heheh) sedang asik memainkan leptop di ruang tamu.

Ya ampun, APA-APAAN.

Dian : Papah ! Kenapa pintunya malah dibuka lebar-lebar begini, smua orang pada tutup pintu.

Papah : Hahaha (Tertawa) santai saja. Beranii kalo mereka kesini, awas saja.

Dian : Sebenarnya ini ada apa sih?

Papah : Taulahh... tadi papah cuma liat anak SMA lari-lari dikejar sama preman. Mala tadi sempat mereka baku pukul di depan pagar rumahnya kita.

Dian : Ya ampun, enteng banget bilangnya. Besar banget nyalinya Papahku ini
Tak lama kemudian, datanglah dua orang perempuan. Mereka berdua masuk ke rumah kami.

Papah : Ayo, ayo duduk...

Papah langsung mempersilahkan duduk. Oooo.. rupanya dua orang cewek ini adalah mahasiswanya Papah.
Tapi, ada yang aneh dari pemandangan yang saya lihat. Salah satu diantara perempuan ini menangis-menangis dan nafas tertarik-tarik (seperti asma) sambil bersandar di bahu perempuan yang satunya ( saya ingat jelas mimiknya)

Papah : Dian, cepat bawakan minum.

Saya pun lekas mengambil segelas air putih untuk kedua Kakak Perempuan yang ngos-ngosan ini.

Cewek(1) : Ini pak...tadi kita lewat di jalan depan. Trus kita liat orang di potong, di bacoookk

Saya diam, sekaligus menelan ludah mendengarkan apa yang dikatakan kakak ini.

Papah : Iya, tadi katanya anak SMA yang di dekat situ berkelahi dengan premannya daerah tavanjuka.

:(

Sedih.

Cewek(2) : aehehmm... ahhemem...  (mata merem-melek)
Kakak perempuan yang ini sepertinya sedikit lagi akan tak sadarkan diri alias pingsan.

Cewek(1) : tadi banyak polisi di depan, Pak... Itu orang tadi di tebas kayak binatang... hamaa... banyak skali darah

Cewek (2) : Tuuuuuuuutttttttttttttttttttttttttt (Kalo kayak di sinetron-sinetron bisa saja kakak perempuan yang satu ini garis di alat radiologi yang tinggal menunjukan garis lurus)

(To be continued)......................




Tidak ada komentar:

Posting Komentar