Suatu malam aku terpukau di bawah hamparan langit malam.
Aku keluar dari teras, dan mencari-cari kalau-kalau ada bintang...
Iya, itu kebiasaanku, kalau sudah malam.
Tapi anehnya, aku suka mencari bintang di atas jam 12 malam.
Maka banyak orang yang tanya, mengapa aku belum tidur di jam seperti itu.
Entahlah,
Angin malam pada jam segitu rasanya aneh,
Lebih dingin, tapi lebih punya arti.
Dan apa hasilnya? TIDAK ADA SATUPUN bintang yang muncul di langit malam itu!
Aku celingukan ke sana kemari, berharap ada satu saja yang muncul.
Bersamaan dengan itu, aku ingat seseorang...
Di bawah kolong langit ini. Sedang apa ya dia?
Dia bukan mantan, apalagi pacar.
Dia hanya seseorang yang baru dikenal,
Tapi entah mengapa... akhir2 ini aku keingat sama dia.
Aneh juga ya, muncul perasaan begitu dekat pada orang yang belum seutuhnya dikenal, dan ditemui.
Aku juga teringat, pada langit malam di Legian-Kutta Bali.
Langit malam yang pekat. Bintang tak kelihatan. Bukan karena mendung, atau berawan.
Tapi semata karena cahaya lampu-lampu di legian sepertinya lebih menyilaukan mata, dan membuat orang2 disana enggan untuk menengadahkan mata ke langit untuk menengok bintang (Untuk apa mencari yang berkelap-kelip kecil di atas sana, kalau ada sesuatu yang berkelip lebih dahsyat di depan mata)
Apa kabarnya ya, langit malam disana?
Apa masih sama?
Apa masih banyak orang Bule lalu lalang dengan sikap cuek mereka di sepanjang Legian?
Lalu bagaimana langit malam di kota Jogjakarta?
Tempat yang menjadi legenda untukku dan keluargaku.
Dimana sejuta kenangan tertinggal di sana...
Pasti adikku sedang di bawahnya. Ia sedang melakukan sesuatu, entah apa, di bawah kolong langitnya.
Itulah yang aku kerjakan.
Tiap aku menengadah ke langit, aku akan teringat satu persatu semua orang yang ku kenal...
Dan membayangkan, kira-kira apa yang mereka kerjakan saat ini :)
Gut nite :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar