Dalam beberapa waktu yang lalu saya sempat parno karena seseorang! Hmmmp!
Sumpah saya takut!
Smoga hal ini sungguh jauh dari yang dinamakan SAIKO.
Saya takut,jika orang ini benar2 saiko !
Arrrggh!
Pernahkah kalian punya kenalan, atau seseorang yang terus-terusan "mengganggu" kalian?
Yah, seharusnya seorang kenalan atau seorang teman tidak akan menjadi "pengganggu" kita. Ya kan?
Tapi, aneh yang terjadi kali ini.
Dia adalah temanku, namanya *D....a* dan dia slalu curhat sama saya tentang kehidupannya. Lama kelamaan, kami lumayan dekat. Tapi, sayangnya hal itu disalah artikan sama si doi, dan dia memberi perhatian lebih serta MENGATUR LEBIH. Padahal kami tidak terikat dalam hubungan pacaran.
Satu hal yang nggak saya suka, yaitu DIATUR-ATUR. Okelah sama orang tua yang melahirkan dan mengadakan saya. Tapi, nggak untuk orang lain... termasuk pacar sekalipun.
Dia mulai OVERProtecttive.
Sering marah-marah yang tidak jelas, karena hal yang sebenarnya nggak perlu dipermasalahkan.
Suatu hari, dia bilang kalo dia lagi dikejar-kejar buat balikan sama mantannya, dan meminta saya untuk berpura-pura memasang status hubungan "berpacaran" di salah satu jejaring sosial dengannya, agar si mantan pacarnya tidak lagi mengejar-ngejar dia untuk balikan.
Tapi, saya menolak.
Dia pun mengerti, dan aksi berpura-pura jadi pacarnya pun tidak terjadi.
Beberapa lama kemudian, dia nembak saya dan dia bilang bahwa dia ingin banget jadi pacar saya. Dia juga bilang, kalo dia nolak cewek yang suka sama dia cuma karena saya.
Well, saya benar-benar galau waktu itu. Disisi lain saya merasa bersalah, dan disisi lain saya juga merasa ingin berontak.
Karena perasaaan memang nggak bisa dipaksakan.
Tidak akan pernah.
Apakah saya harus jadian sama dia karena perasaan kasian?
Itu namanya hanya mendustai perasaannya dan juga perasaan saya.
Saya pun menolak.
Ternyata aksinya nggak cuma sekali itu. Dia nembak saya untuk yang kedua kali. Dan saya bilang bahwa, "Jawabanku masih sama seperti dulu"
Ini bukan masalah saya tega menyakiti dia atau tidak, tapi masalahnya...
Sesuatu yang dipaksakan pasti tidaklah baik.
Lagian, untuk mengambil keputusan berpacaran itu menurut saya bukanlah hal yang main-main.
Karena kita sudah dewasa, dan bukan lagi remaja yang baru puber-sebentar2 pacaran-sebentar2 putus.
Dalam pacaran diperlukan adanya komitmen untuk berlanjut ke sebuah tujuan yang lebih serius yaitu menikah.
Dan jelas, saya tidak akan pernah bisa ataupun mau menikah dengannya, karena dia BERBEDA keyakinan dengan saya. Hal itu udah menjadi prinsip saya, seorang Dian. Dan tidak bisa diganggu gugat oleh apapun.
Mengapa saya menulis seperti ini?Karena barusan (beberapa detik yang lalu) dia meng-SMS saya, dengan semacam tulisan yang menyinggung saya, 'Bahwa ada seseorang di dunia ini yang tega membuat orang lain sakit hati. Apakah orang yang membuat sakit hati itu tak tahu rasanya tersakiti?' Begitulah kira-kira bunyinya (Saya tidak tuliskan persis, karena SMSnya langsung saya hapus)
Saya sudah tidak menghubunginya hampir 3 bulan lebih. Atau lebih tepatnya, saya menarik diri saya, dan menghilangkan jejak. Tapi diantara waktu itu dia terus-terusan menghubungi saya, dan meminta saya untuk bersama dengan dia. Dia selalu berusaha menghubungi, entah lewat telepon, jejaring sosial, atau bahkaaannn.... ketika saya naik motor, dia mengejar saya. AAAGHH! Saya takut, saya merasa seperti di mata-matai.
Tapi satu hal yang tidak berani ia lakukan, yaitu ke rumahku! Karena dia takut sekali sama Papahku. Tidak tahu kenapa.
Saya terpaksa menjauh dia, karena:
1. Tidak mau memberi harapan kosong
2. Lebih baik membuatnya untuk melupakan saya sedari dini, karena saya tidak mungkin dan tidak akan pernah menjadi lebih dari sekedar teman baginya.
3. Supaya waktunya yang berharga itu tidak digunkan untuk mengejar2 saya, tapi untuk mencari yang lebih baik dan lebih SEPADAN dengan dia.
Terkadang terpikir, apakah saya akan mendapat karma karena telah melukai hati seseorang seperti ini?
Tapi, saya tahu... bahwa Tuhan itu baik dan adil. Hanya Tuhan yang tahu, apa isi hatiku. Dan saya sama sekali tidak bermaksud untuk melukai orang itu. Maka saya tidak percaya, jika karena ini suatu hari saya pun akan disakiti.
Juga sempat terpikirkan, apabila orang itu menggunakan "ilmu hitam" karena saking SAIKOnya sama saya, atau lebih parah, seperti yang terjadi di film-film, "Bunuh diri" karena tidak mendapatkan orang yang dicintai.(Ahhh, semoga yang ini tidak)
Apapun yang ada di depan saya nantinya, tentunya bukanlah hanya jalan lurus tanpa bebatuan. Disana mungkin ada jalan berkelok, dan berkerikil tajam.
Namun satu hal yang menguatkan saya, dan tidak akan pernah membuat saya takut menghadapi semua,
bahwa TUHAN SELALU BERSAMA DENGAN SAYA. TIDAK PERDULI, APAPUN YANG TERJADI.
:) Godbless
Tidak ada komentar:
Posting Komentar